Semua orang pasti mengenal siapa
Manny Pacquiao. Dia adalah juara
semua orang bagi rakyat Filipina,
Pacquiao adalah seorang petinju kelas
dunia yang telah berkecimpung di
olahraga tersebut selama hampir 20
tahun. Sepanjang akhir tahun 2000-
an, pria yang mendapat julukan “Pac-
Man” menempati peringkat teratas
untuk kelas welter dari World Boxing
Organization . Selain itu dia juga
dikenal sebagai presenter tv, aktor,
seniman dan politisi.
Bagi Anda yang mungkin tidak pernah
mengikuti dunia tinju, Pacquiao adalah
duta merek pakaian olahraga
ternama, bersama dengan tokoh
olahraga dunia seperti Rafael Nadal,
Michael Jordan dan Tiger Woods .
Disamping ketenaran yang dia miliki
kala itu, dia sekarang juga dikenal
sebagai pemiliki dan pelatih dari
Asosiasi Basket Filipina.
Kesuksesan yang kini diraih oleh
Manny Pacquiao bukan perjalanan
yang mudah. Dia lahir di tahun 1978
di General Santos City, yang berada di
bagian selatan Filipina. Pacquiao
merupakan anak keempat dari enam
bersaudara, dan usianya masih 12
tahun ketika kedua orang tuannya
bercerai. Dua tahun setelah
perceraiaan tersebut, Paquiao
dikeluarkan dari sekolahnya karena
tidak mampu membayar uang sekolah
dan pindah ke Manila untuk mencari
kehidupan yang lebih baik. Di Manila
Pacquiao hidup dijalan, hingga
akhirnya dia mulai untuk berlatih tinju
dan menjadi anggota tinju amatir.
Tiga tahun kemudian, dia
memutuskan untuk mengejar karier
sebagai seorang petinju profesional
dan itu yang selalu disebut sejarah.
Dengan semua prestasi yang telah
diraihnya, Manny Pacquiao tetap
menjadi sosok yang ramah dan
menjadikan perjuangan yang dia
lakukan di masa lalu untuk mencapai
kesuksesan. Terutama saat dia
bercerita mengenai masa kecilnya.
Pacquiao mengatakan “Aku ingat
ketika kecil aku hanya makan sekali
saja dan terkadang tidur dijalanan.
Aku tidak akan melupakan semua itu
dan hal tersebut yang
menginspirasiku untuk tetap kuat dan
membuat semua orang di negaraku
memikirkan hal yang sama, yaitu
untuk mendapatkan hal yang terbaik
yang mereka inginkan.”
Satu hal yang patut harus kita tiru
dari Manny Pacquiao adalah
kegigihannya untuk mencapai gelar
juara, entah berapa kali dia gagal
atau betapa pahitnya masa lalu yang
harus dia alami. Kegigihannya terlihat
lebih jelas lagi ketika dia memutuskan
menjadi seorang anggota dewan dan
duduk di kongres pada tahun 2007.
Banyak orang beranggapan bahwa
kemenangannya untuk menduduki
kursi parlemen semata-mata karena
ketenarannya saja. Mengapa apa
orang yang mau memilih wakil rakyat
yang merupakan mantan petinju yang
bahkan tidak lulus SMU? Tiga tahun
kemudian dia kembali menjadi
anggota dewan untuk kedua kalinya
tanpa harus bersusah payah mencuri
hati rakyat Filipina.
Manny Pacquiao terus fokus dan
belajar tentang bagaimana menjadi
seorang anggota dean. Dengan
komitmen yang tinggi untuk
mengedepankan kebutuhan rakyatnya.
Setelah semua hal tersebut, baginya
“Tinju bukanlah persoalan perasaan.
Namun tinju adalah tentang kinerja”.
Bersikap rendah hati, tetap fokus dan
memiliki rasa profesionalisme.
Beberapa hal tersebut yang bisa kita
petik dari Manny Pacquiao.